Lost in America : Kok Bisa Ya ? Waktu mau nulis, saya tidak ada ide, lalu iseng menyalakan PC dan menjalankan program Winamp selanjutnya membuka file – file MP3 yang sangat jarang saya putar. Secara tak sengaja, saya menemukan folder Mr. Big. Sekarang saya sedang mendengarkan Lost In America- nya Mr. Big. Saya tertarik dengan judul lagu ini. Apa yang membuat Mr. Big sampai hilang di negara yang teknologi informasinya super canggih ? Pada tahun 1969 , Neil Armstrong saja sudah berhasil menapakkan kaki di bulan sesaat setelah lepas landas dari Cape Canaveral, Florida. Di Amrik, sistem penunjuk jalan sudah menggunakan Global Positioning System yang bisa diakses dari monitor flat di dashbaord mobil sembari menyetir, papan – papan penunjuk jalan terpampang dengan sangat jelas, sampi ada rutenya segala seperti route 66 yang terkenal itu. Come on..., tentu bukan makna ” hilang ” secara eksplisit, tetapi makna hilang secara implisit. ” Hilang ” di sini akan sangat relevan jika kita sangkutkan dengan globalisasi.
Globalisasi adalah hilangnya konsep ruang dan waktu, hilangnya batas – batas geografis suatu negara. Orang bisa mengetahui apapun dengan menonton TV secara live pada saat sebuah peristiwa terjadi dan secara serempak bisa disaksikan di berbagai belahan dunia. Beberapa menit setelah peristiwa robohnya twin towers, simbol kapitalisme Amerika pada 11 September 2001 silam, seluruh TV di dunia menayangkan adegan penabrakan gedung WTC oleh pilot kamikaze superkeren itu. Pemirsa TV di belahan dunia manapun diajak berempati, berbelasungkawa, dan secara bersama – sama menyatakan perang global melawan terorisme. Globalisasi menjadi sesuatu yang hip, semenjak Ferdinand Magelland berkeliling dunia pada awal abad ke – 16. Dewasa ini, banyak ilmuwan sosial yang melakukan studi pada ranah ekonomi, politik, budaya dan teknologi terkait dengan globalisasi. Di samping itu, kaum posmodernisme melalui interpretasi tentang globalisasi lebih memfokuskan tentang kemunculan budaya popular tentang konsumsi dan gaya hidup. Lalu apa yang membuat mas – mas yang tergabung dalam kelompok musik Mr. Big itu hilang ? Sama sekali saya tidak menginterpretasikan makna hilang di sini menurut liriknya. Saya hanya mau menginterpretasikan judulnya saja, Lost in America. Menurut saya, yang hilang adalah identitas kita.
Dalam globalisasi tidak ada konsep ini dunia kamu, ini dunia saya, yang ada hanya ini dunia kita. Maka siapapun bisa hilang di Amerika, karena ada banyak Amerika - - Amerika lain di luar sana. Peristiwa ini dialami oleh Max Parelman, seorang mahasiswa Amerika, ketika ia bepergian melalui daerah – daerah terpencil di Cina pada tahun 1997. Ketika cuaca bersalju menghempaskannya di Sichuan Barat, 15 ribu mil dari Beijing, ia bertemu serombongan orang Tibet yang hendak menuju ke ibu kota Tibet, Lasha. Orang – orang Tibet itu, kata Perelman, tidak pernah bepergian jauh dari desa asalnya. Bahkan sangat terheran – heran dengan kamera yang dibawanya. Ketika rombongan itu istirahat dan makan bersama, tiba – tiba salah satu dari rombongan itu bertanya pada Parelman, Bagaimana kabar Michael Jordan ? Akhirnya saya pun bingung, ini Amerika yang mana sih ? Dunia kita adalah sebuah dunia yang juga merupakan keseluruhan dunia..
Tuesday, 31 July 2007
LOST IN AMERICA
Posted by suarahimsa at 07:59
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment